Jika dilihat dari sisi komandan pasukan, teknologi informasi membantu komandan mendapatkan informasi-informasi penting dengan cepat sehingga mempercepat komandan dalam pengambilan keputusan. Dari sisi pasukan, teknologi informasi memberikan informasi pada waktu dan tempat yang tepat serta mempercepat pasukan mendapatkan instruksi dari komandan sehingga akan mengurangi apa yang oleh Clausewitz disebut "kabut perang", dan juga membuat pasukan menjadi lebih fleksibel.
Kemajuan teknologi informasi ini merubah bentuk ancaman yang awalnya melalui penggunaan senjata pemusnah mahal menjadi ancaman non militer seperti cyber crime. Perubahan konsep dari perang ini disebut Revolution in Military Affairs (RMA).
Peranan Teknologi Informasi di Bidang Militer
Dalam bidang militer, teknologi informasi mempunyai banyak sekali peranan. Contoh penerapan teknologi informasi di bidang teknologi yaitu diantaranya adalah pengendalian drone/UAV(Unmanned Aerial Vehicle) yang di Indonesia disebut Pesawat Tanpa Awak.
Pesawat Tanpa Awak ini pada proses take off masih memerlukan kendali dari operator untuk mencapai kondisi tertentu. Setelah kondisi tersebut terpenuhi maka operator mengaktifkan program autopilot yang dapat mengontrol pesawat secara otomatis.
Contoh dari pesawat tanpa awak adalah General Atomics MQ-1 Predator. Pesawat tanpa awak yang mampu terbang dengan kecepatan 135 mil per jam dan mampu terbang hingga ketinggian 25.000 kaki ini dilengkapi 2 rudal AGM-114 Hellfire berpemandu laser. Predator pertama kali digunakan di perang Afghanistan.
Penyampaian Data atau Instruksi
Pesawat Tanpa Awak ini pada proses take off masih memerlukan kendali dari operator untuk mencapai kondisi tertentu. Setelah kondisi tersebut terpenuhi maka operator mengaktifkan program autopilot yang dapat mengontrol pesawat secara otomatis.
Contoh dari pesawat tanpa awak adalah General Atomics MQ-1 Predator. Pesawat tanpa awak yang mampu terbang dengan kecepatan 135 mil per jam dan mampu terbang hingga ketinggian 25.000 kaki ini dilengkapi 2 rudal AGM-114 Hellfire berpemandu laser. Predator pertama kali digunakan di perang Afghanistan.
Penyampaian Data atau Instruksi
Penyampaian data atau instruksi kini tidak hanya melalui radio atau telepon saja.
Akibat adanya perkembangan teknologi informasi, penyampaian data atau instruksi juga bisa melalui koneksi internet. Internet mampu mentransmisikan secara elektronis (komunikasi elektronis) segala bentuk data informasi secara cepat, tepat, efektif dan efisien.
Bahkan beberapa ISP (Internet Service Provider) memberikan jaminan kerahasiaan dan keamanan data atau informasi yang disampaikan.
Hal tersebut dipandang perlu diperhatikan oleh pemberi layanan akses internet. Karena apabila data atau pesan yang berisikan informasi penting tersebut dapat diambil atau dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat mengakibatkan kerugian bahkan ancaman bagi suatu negara.
=============================================================
Selain contoh-contoh diatas, masih banyak sekali aplikasi dan penggunaan teknologi informasi di bidang militer. Seperti pengendalian peluru kendali (rudal), sistem pertahanan udara, dan lain sebagainya.
Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi ini membawa perubahan di bidang militer. Perubahan ini merupakan sarana pembantu perkembangan militer sekaligus sebuah ancaman baru yang harus diperhatikan sungguh-sungguh. Karena kedepannya tanpa perlu ada peperangan, sebuah negara bisa hancur dengan sendirinya. Terinspirasi dari kata-kata Sun Tzu, ahli strategi perang dari China, dia mengungkapkan “Seni berperang adalah menang tanpa berperang.”
Sumber :
http://lemjiantek.mil.id/cetak-533-teknologi-informasi-militer.html
http://tni-au.mil.id/pustaka/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi
http://lemjiantek.mil.id/article-545-implikasi-tik-terhadap-strategi-pertahanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_tanpa_awak
Akibat adanya perkembangan teknologi informasi, penyampaian data atau instruksi juga bisa melalui koneksi internet. Internet mampu mentransmisikan secara elektronis (komunikasi elektronis) segala bentuk data informasi secara cepat, tepat, efektif dan efisien.
Bahkan beberapa ISP (Internet Service Provider) memberikan jaminan kerahasiaan dan keamanan data atau informasi yang disampaikan.
Hal tersebut dipandang perlu diperhatikan oleh pemberi layanan akses internet. Karena apabila data atau pesan yang berisikan informasi penting tersebut dapat diambil atau dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat mengakibatkan kerugian bahkan ancaman bagi suatu negara.
Selain contoh-contoh diatas, masih banyak sekali aplikasi dan penggunaan teknologi informasi di bidang militer. Seperti pengendalian peluru kendali (rudal), sistem pertahanan udara, dan lain sebagainya.
Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi ini membawa perubahan di bidang militer. Perubahan ini merupakan sarana pembantu perkembangan militer sekaligus sebuah ancaman baru yang harus diperhatikan sungguh-sungguh. Karena kedepannya tanpa perlu ada peperangan, sebuah negara bisa hancur dengan sendirinya. Terinspirasi dari kata-kata Sun Tzu, ahli strategi perang dari China, dia mengungkapkan “Seni berperang adalah menang tanpa berperang.”
Sumber :
http://lemjiantek.mil.id/cetak-533-teknologi-informasi-militer.html
http://tni-au.mil.id/pustaka/sistem-informasi-pertahanan-negara-yang-terintegrasi-dalam-menghadapi-perang-informasi
http://lemjiantek.mil.id/article-545-implikasi-tik-terhadap-strategi-pertahanan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_tanpa_awak
https://ayups87.wordpress.com/2014/01/22/teknologi-informasi-di-bidang-pertahanan-dan-keamanan-negara-militer/
0 komentar:
Posting Komentar